Dilema Lembaga Pendidikan dalam Melaksanakan New Normal saat Pandemi
New Normal dalam Pendidikan
Pada akhir bulan Mei 2020, pemerintah Indonesia mulai mengagas ide
menerapkan new normal. Hal ini tentunya dapat dilihat dari dua sisi. Pertama
bagi yang sudah merasa bosan dengan stay at home tentunya akan senang gembira
akan diberlakukakannya new normal yang artinya dapat saling berjumpa secara fisik.
Di sisi lain, hal itu juga mengkhawatirkan, karena grafik penyebaran covid-19
sampai dengan tulisan ini dibuat masih menunjukkan kurva labil dan cenderung
bertambah jumlah pasien positif.
Blended learning merupakan model pembelajaran yang cocok pada new normal
Jika new normal diterapkan sudah barang tentu
resiko penyebaran semakin meluas. Namun pemerintah dalam menerapkan new normal
sudah mempetimbangkan resiko tersebut. Makanya untuk meminimalisir resiko
adalah dengan mewajibkan protokal kesehatan dalam kehidupan new normal. Dalam
bidang pendidikan juga tentunya harus merespon wacana kehidupan new normal.
Model pembelajaran yang blended learning merupakan model pembelajaran yang
cocok pada new normal.
Baca Juga: Manajemen Organisasi Belajar Dalam Menyikapi Revolusi Teknologi 4.0 dan Sivil Society 5.0
Pembelajaran virtual
Blended Learning merupakan model pembelajaran campuran
antara pembelajaran tatap muka dan online (Stein &
Graham, 2014). Pada materi pelajaran yang sifatnya praktikum, maka kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan cara tatap muka secara fisik. Sebagai contoh praktik2 kimia,
fisika, kesehatan, olah raga, dll. Karena pada praktikum tersebut membutuhkan
tempat khusus dan bimbingan dari guru maupun dosen. Materi pelajaran yang
sifatnya teori dapat dilakukan dengan pertemuan virtual atau online.
Sistem virtual distance learning
Begitu
juga dalam hal penilaian. Materi-materi teori yang ujungnya pada aspek kognitif
dapat di assesment dengan sistem virtual distance learning sedangkan afektif
dan psikomotorik dapat di assesment dengan pertemuan tatap muka fisik. Model belajar
yang relevan pada saat new normal adalah belajar dengan mengakomodir dari
beberapa aspek, diantaranya aspek behvioris, kognitif, konstruktif dan humanis.
Aspek-aspek tersebut digunakan menyesuaikan dengan materi pembelajaran yang
dipelajari. Ketika materi olah raga, materi berbasis praktik tentunya akan
lebih besar prosinya menggunakan teori belajar behavioris. Materi karakter yang
diselipkan pada materi pelajaran akan lebih tepat jika menggunakan pendekatan
belajar dengan humanis. Materi-materi yang berbasis teori dapat menggunakan ke
empat aspek tersebut secara integral maupun blend.
Penulis: Failasuf Fadli
Post a Comment for "Dilema Lembaga Pendidikan dalam Melaksanakan New Normal saat Pandemi"