Respon Terhadap Perbedaan Definisi Kurikulum

 


Respon Terhadap Perbedaan Definisi Kurikulum

Sebab Perbedaan Definisi Kurikulum

Kurkulum mempunyai banyak definisi dari berbagai pakar kurikulum. Dengan demikian kita harus mengatahui esensi pada tiap-tiap definisi. Pada dasarnya perbedaan definisi kurikulum disebabkan oleh pendekatan paradigma dalam mengkaji kurikulum. Pendekatan dapat dilakukan dalam berbagai aspek, sehingga menyebabkan definisi dan kajiannya juga berbeda. 

Sebagai contoh seorang behavioris jika memandang kurikulum, maka pendekatan yang digunakan tentunya menggunakan paradigma behavioral. Seorang sosiolog, maka cara pandang terhadap kurikulum menggunakan pendekatan sosial. Sehingga banyak pendekatan dalam mendifinisikan kurikulum. Jika pendekatan definisi terebut dikaitkan dengan kepentingan studi, maka semua definisi yang dinyatakan oleh ahli kurikulum pada ranah akademik sama pentingnya. 



Perbedaan membuka peluang dialektika kritis

Dalam kontek studi kurikulum, definisi yang berbeda membuka peluang dialektika kritis sebagai sarana memcahkan masalah baik temporer maupun kontemporer. Tentunya sebagai seroang yang mempelajari kajian kurikulum dapat dijadikan pedoman jika suatu saat akan berkontribusi pada negara ataupun lembaga pendidikan dalam menyusun kurikulum. Semakin banyak mengkaji suatu definisi kurikulum tentnuya akan menambah khazanah cara berpikir seseorang dalam mengetahui esensi masing-masing definisi, apakah kurikulum di definisikan sebagai arti sempit atau dalam artia luas. 

Kurikulum dalam arti sempit dan luas

Kurikulum dalam arti sempit atau tradisional diejelas sebagai kurikulum sebagai “a course, as a specific fixed course of study, as in school or college, as one leading to a degree”. Kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah/sertifikat. Sedangkan kurikulum dalam arti luas atau modern dijelaskan Ronald Doll bahwa kurikulum “ ... all the experiences which are offered to learners under the auspices or direction of the school”, Kurikulum meliputi semua pengalaman yang disajikan kepada siswadi bawah bantuan atau bimbingan sekolah dalam hal ini guru (Webster, 1953).


Cara pandang definisi kurikulum

Ada tiga point yang dapat kita pegang dalam melihat cara pandang definisi kurikulum yang berbeda: 1) pengertian; 2) tujuan; 3) pengaruhnya terhadap guru dan siswa (Ornstein & Hunkins, 2016). Ketiga poin tersebut dapat dijadikan sebagai rasional atau pertimbangan dalam memilih definisi yang dikemukakan oleh ahli kurikulum. Pengertian kurikulum secara maknawi harus sedapat mungkin diketahui esensinya. 

Pengertian merupakan rangkuman secara keseluruhan terhadap cara pandang ahli kurikulum tersebut. Dalam suatu kajian pasti terdapat tujuan yang diinginkan. Pendapat ahli tentang suatu kurikulum juga mempunyai tujuan masing-masing sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam berpikir. Sehinhga kita dalam memilih dan menggunakan tentunya menggunakan pendapat ahli kurikulum yang sesuai dengan tujuan yang kita inginkan. 



Dasar penyusunan kurikulum

Selain itu, dalam memilih dan menggunakan pendapat suatu ahli kurikulum juga harus melihat pengaruhnya terhadap guru dan siswa. Pemilihan juga disesuaikan dengan keinginan kita dalam persepektif pengaruh kurikulum terhadap guru dan siswa. 
Setelah tiga aspek diatas terpenuhi disalah satu definisi yang dikemukakan ahli kurikulum, maka tahap selanjutnya adalah menggunakannya sebagai dasar penyusunan kurikulum baik di tingkat nasional, maupun di tingkat lembaga pendidikan (Sekolah/pendidikan tinggi).



Penulis: Failasuf Fadli

Post a Comment for "Respon Terhadap Perbedaan Definisi Kurikulum"