Redesain Kurikulum Sebagai Upaya Responsif terhadap Civil Society 5.0

 


Redesain Kurikulum Sebagai Upaya Responsif terhadap Civil Society 5.0

Civil society 5.0

Civil society 5.0 merupakan masyarakat yang mempunyai cara pandang respon terhadap tantangan zaman dengan menggunakan kratifitas dan inovasi yang tercipta dari revolusi industri 4.0 sebagaimana teknologi Artificial Intelegent, Virtual Reality, Big data, Cloud, dll. Dunia pendidikan tentunya juga harus merespon perubahan sistem masayarakat dan teknologi. 

Kurikulum sebagai ruh pendidikan

Kurikulum sebagai ruh pendidikan harus merespon cepat, hal ini dikarenakan laju perkembangan teknologi begitu cepat dan masif. Kurikulum yang menggunakan cara pandang lama yang sudah tidak relevan dengan era sekarang harus berani diredesain. Pendidikan akan maju jika desain kurikulum berbanding lurus dengan kemajuan teknologi. 



Kurikulum yang berbasis fenomenologi dan humanis

Desain kurikulum yang relevan dengan teknologi 4.0 dan civil society 5.0 adalah kurikulum yang berbasis fenomenologi dan humanis. Fenomonologi memiliki rasa kontrol dan kebebasan untuk menghasilkan kondisi tertentu di lingkungan. Dalam fenomenologi kebebasan pribadi diutamakan. Kebebasan memungkinkan para pelajar untuk menyelidiki, mengeksplorasi, dan memperdalam pemahaman mereka tentang apa yang mereka pelajari. 


Ini memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan, menemukan kesesuaian antara tujuan dan prestasi dan pembelajaran masa lalu dan pembelajaran baru, dan menemukan arah untuk pembelajaran tambahan. Kebebasan memperluas pengetahuan peserta didik tentang cara-cara alternatif untuk memahami diri sendiri dan lingkungan. 

Evaluasi, kritik, dan kompetisi yang sering tidak kondusif untuk pembelajaran

Peserta didik harus dibiarkan sendiri untuk melakukan apa yang ingin mereka lakukan, selama itu tidak membahayakan diri atau membahayakan siapa pun. Evaluasi, kritik, dan kompetisi yang sering tidak kondusif untuk pembelajaran (Ornstein & Hunkins, 2016).


Desain kurikulum

Desain kurikulum mengacu pada cara penyusunan konsep kurikulum dan mengatur komponen utamanya (materi atau konten, metode dan bahan pengajaran, pengalaman atau kegiatan siswa) untuk memberikan arahan dan bimbingan saat mengembangkan kurikulum. Desain kurikulum tetap mengacu ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Selain itu, harus memahami juga jenjang pendidikan yang akan dijadikan objek, kondisi psikologis siswa juga harus sesuai dengan kurikulumnya. 


Penangkal kemajuan civil society

Sedangkan humanis merupakan penangkal kemajuan civil society yang menyebabkan dehumanisasi. Sehingga desain kurikulum yang dapat meresponnya tentunya kurikulm yang berbasis pada teori belajar humanistik. Pada kurikulum ini, pengembangan potensi postif diri dikembangkan dan menghilangkan potensi diri negatif. 


Tujuan belajar lebih kepada proses belajar bukan hasil belajar

Sedangkan tujuan belajar lebih kepada proses belajar bukan hasil belajar seperti saat ini. Carls Rogers mengatakan bahwa perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupan. Jadi, fenomenologi dan humanisme merupakan komposisi yang sangat sinkron dan relevan untuk merespon civil society 5.0 dan revolusi industri 4.0.


Penulis: Failasuf Fadli

Post a Comment for "Redesain Kurikulum Sebagai Upaya Responsif terhadap Civil Society 5.0"